Barulah hati menepi. Pada sesuatu yang entah berwujud apa.
Cinta?
Mungkin saja.
Setiap kali tak bersua, kurang. Sesekali tak bicara, hampa. Satu waktu tak berpeluk, gundah. Sempat sesaat hilang aroma itu, sesak.
Rindu kah?
Bisa jadi.
Menguasa relung hati begitu perkasa. Bersekongkol dengan padunya hangat sentuhmu, sesuatu itu menghimpit segala topeng kesunyian. Kekosongan. Kesendirian. Penyangkalan.
Entahlah bisa disebut apa. Lebih dari hanya sekedar rindu. Berlipat dari hanya sebuah cinta.
Menguasa relung hati begitu perkasa. Bersekongkol dengan padunya hangat sentuhmu, sesuatu itu menghimpit segala topeng kesunyian. Kekosongan. Kesendirian. Penyangkalan.
Entahlah bisa disebut apa. Lebih dari hanya sekedar rindu. Berlipat dari hanya sebuah cinta.
Yang pasti, sempurna! Seindah apa yang tercipta paling indah. Matahari. Bulan. Samudera. Hingga lukisan langit yang tak ternilai. Tak sedetik pernah terpikir untuk saya jual. Apalagi terbarter dengan suatu yang berharga sekalipun. Pun saya beri begitu saja.
Sesuatu itu, apapun bentuknya. Adalah milik saya. Yang hanya dapat terbagi dengan orang yang terpilih. Yang saya pilih.
Egois kah? Tidak penting bagi saya.
Tidak masalah juga mereka hendak beranggapan apa.
Saya bagian dari sesuatu itu dan sesuatu itu terkandung didalam intisari saya. Satu menyatu. Sekali ini, biarkan saya menghayati hidup saya dan menyelami semesta bersama hati juga sesuatu itu, entah apa.
*+ Tapi saya sangat menikmatinya.
No comments:
Post a Comment