Aku berada diambang kelunya sebuah pengakuan. Menanti adanya kebebasan. Lepas dari belenggu yang melilit hari-hari hati. Sedikit lagi. Ya. Hanya tinggal sejengkal jari. Kemudian aku pun meragu.
Aku berada diambang kelunya sebuah pengakuan. Khawatir. Menduga puluhan sikap yang barangkali akan menyeruak dari dirimu sebagai reaksi dari kejujuran yang akhirnya terlontar. Perlahan. Kembali aku mundur teratur. Mungkin lain kali.
Aku berada diambang kelunya sebuah pengakuan.Berkelit dengan lincahnya hati. Kesana. Kemari. Hingga kemudian terdiam. Tak ada jalan melarikan diri. Tersudut. Lalu menyerah.
Baiklah. Aku berada ditepian tebing sebuah pengakuan. Kujemput jujur keluar dari persembunyiannya. Janganlah meronta. Tenang. Telah kusiapkan segala penawar luka. Tak ada yang terlewat.
Akhirnya. Aku berada ditepian tebing sebuah pengakuan. Tak lagi bisa meloloskan diri. Tetapi juga tak ingin lari. Lelah. Kuputuskan untuk berhenti. Sebab akan kuberitahu sesuatu. Dengarkan. Tolong simak baik-baik. Karena hanya satu kali aku akan mengucapkannya. Tanpa mengurangi keseriusanku. Sungguh.
Aku ingin tak lagi mencintaimu.
Maafkan aku.
*+ Sebuah rasa disuatu senja.
No comments:
Post a Comment